Saudaraku…,
Perhatikanlah di sekeliling kita, ternyata begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kesulitan. Begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kekurangan. Begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kemiskinan.
Sebagian diantara mereka ada yang jatuh miskin karena secara tiba-tiba bencana datang menimpa mereka, seperti yang dialami saudara-saudara kita di Yogyakarta yang terkena musibah gempa beberapa waktu yang lalu. Juga saudara-saudara kita di Aceh yang terkena musibah tsunami. Dan masih banyak kejadian serupa yang dialami oleh saudara-saudara kita yang lainnya.
Namun, tidak sedikit diantara mereka yang sudah menjalani hidup dalam kesulitan bertahun-tahun. Mereka terlahir dari keluarga yang miskin, kemudian menjalani hidup dalam kemiskinan, dan (mungkin) akan mewariskan kemiskinan ini kepada anak cucu mereka kelak. Entah sampai kapan? Tiada yang tahu!
Saudaraku…,
Apakah mereka adalah orang-orang yang malas? Apakah mereka telah puas dengan kehidupan yang mereka jalani saat ini? Sehingga tiada upaya untuk secepatnya terlepas dari derita hidup yang terus mendera mereka?
Saudaraku…,
Secara naluriah, kebanyakan diantara kita, pasti ingin hidup senang dan berkecukupan dalam harta. Sehingga tidak mengherankan jika kebanyakan diantara kita akan berusaha keras untuk menggapainya. Namun, pada kenyataannya, tidak semua orang diberi kesempatan untuk kaya.
Saudaraku…,
Jika saat ini kita diberi kelebihan rezeki, maka jangan dikira bahwa keberhasilan ini adalah karena kita cerdas, karena kita hebat, karena pendidikan kita tinggi, atau karena kita mempunyai banyak kelebihan. Yang benar adalah karena Allah telah menghendaki kita untuk mendapatkan kelebihan rezeki tersebut. {Baca kembali: “Ternyata kita sangat bergantung kepada-Nya”}.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. 51. 58). Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 42. 19). Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. 3. 37). Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. 2. 212). Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 29. 60). Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. 24. 38).
Oleh karena itu, marilah kita berbagi. Semoga kelebihan rezeki yang telah kita miliki saat ini, dapat membawa kita untuk semakin dekat kepada-Nya, bukan malah sebaliknya!
Saudaraku...,
Ketahuilah, bahwa siapa saja yang menghilangkan kesempitan seorang mukmin dari kesulitan-kesulitan di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesulitan yang menimpanya dari kesulitan-kesulitan di hari kiamat. Dan barang siapa yang meringankan seseorang yang sedang tertimpa kesulitan, Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang menutup kejelekan seorang muslim, Allah akan menutup kejelekannya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong seorang hamba apabila hamba tersebut menolong saudaranya. Demikian penjelasan Rasulullah SAW. dalam sebuah hadits:
Rasulullah SAW. bersabda:
Saudaraku…,
Berikut ini aku sampaikan beberapa nasehat berkaitan dengan ajakan untuk berbagi. Semoga kita terhindar dari adzab-Nya yang teramat pedih. Amin!
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 3. 180).
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". (QS. 9. 34 – 35).
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at.” (QS. 2. 254).
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar