Saudaraku…,
Bagi kita yang saat ini sudah menjadi pengusaha sukses, sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kita tidak mempunyai apa-apa bahkan sehelai benang sekalipun? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Semua yang pernah kita usahakan dan kita raih saat ini, akan kita tinggalkan begitu saja. Dan kita tidak punya apa-apa lagi, seperti saat kita terlahir dahulu.
Saudaraku…,
Bagi kita yang saat ini sudah menjadi karyawan dan sukses berkarier hingga berbagai jabatan strategis pernah dan sedang kita pegang, sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kita juga tidak mempunyai apa-apa, bahkan sehelai benang sekalipun? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Semua yang pernah kita usahakan dan kita raih saat ini, akan kita tinggalkan. Dan kita tidak punya apa-apa lagi, seperti saat kita terlahir dahulu. Karena hanya selembar kain kafan putih yang menyertai kita di liang lahat.
Saudaraku…,
Bagi kita yang saat ini sudah mempunyai harta kekayaan yang melimpah, sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kitapun tidak mempunyai apa-apa? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Semua harta kekayaan yang kita miliki saat ini, akan kita tinggalkan begitu saja untuk selanjutnya beralih kepemilikannya kepada orang lain. Dan kita tidak punya apa-apa lagi, seperti saat kita terlahir dahulu.
Saudaraku…,
Bagi kita yang saat ini sudah mempunyai suami/istri yang sholeh/sholihah yang senantiasa setia menemani perjalanan hidup kita – baik dikala suka maupun duka – sadarkah kita bahwa dahulu ketika kita terlahir di dunia ini, kita tidak mengenal siapapun? Dan tanpa kita sadari, begitu pulalah nantinya pada saat kita pergi meninggalkan dunia ini. Suami/istri yang sholeh/sholihah yang senantiasa setia menemani perjalanan hidup kita selama ini, juga akan meninggalkan kita dan membiarkan kita sendirian memasuki liang lahat. Demikian seterusnya...
Saudaraku…,
Demikianlah keadaan kita. Ternyata kita senantiasa terjepit oleh dua keadaan. Dulu kita tidak punya apa-apa, sekarang punya apa-apa, nantinya kita tidak punya apa-apa lagi.
Jika sudah demikian, apakah kita masih tetap saja menyombongkan kesuksesan usaha yang telah kita raih saat ini? Apakah kita masih saja merasa besar dengan karier yang telah kita genggam saat ini? Apakah kita masih saja membanggakan harta kekayaan yang telah kita miliki saat ini? Apakah kita masih ...? Apakah kita masih ...? Dst... Sementara pada saatnya nanti, semuanya itu akan meninggalkan kita? Dan membiarkan kita sendirian memasuki liang lahat?
Saudaraku…,
Jika masa itu telah tiba, maka semua yang kita sombongkan, semua yang kita banggakan, ternyata sedikitpun tidak mampu memberi pertolongan/manfaat kepada kita. ”Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan”. (QS. Al Lahab. 2).
”Sesungguhnya Karun** adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (QS. Al Qashash. 76). **) Karun adalah salah seorang anak paman Nabi Musa a.s.
”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al Hadiid. 20).
”Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Mujaadilah. 17). Na’udzubillahi mindzalika!
Saudaraku…,
Jika masa itu telah tiba, maka hanya amalan-amalan yang kekal lagi saleh-lah yang lebih baik pahalanya di sisi Allah SWT serta lebih baik untuk menjadi harapan. ”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS. 18. 46) => Maksudnya: Al Qur’an surat ke-18 ayat ke-46, atau Al Qur’an surat Al Kahfi ayat ke-46.
”Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)”. (QS. Saba’. 37).
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar