Kang Fulan adalah seorang pemuda dari Blitar yang saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Teknik Industri ITS. Semasa di Blitar, dia telah bersahabat dengan Kang Nafil. Persahabatan antara keduanya telah berlangsung sejak lama. Maklum, disamping rumahnya berdekatan, kebetulan keduanya juga selalu bersekolah di sekolah yang sama, mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA.
Namun setelah lulus dari SMA, keduanya tidak bisa bersama-sama lagi. Kang Fulan yang kebetulan dari keluarga berada dapat melanjutkan kuliah, sedangkan Kang Nafil tetap tinggal di Blitar, mengerjakan sawah ayahnya yang tidak seberapa luas sambil ‘angon’ kambing (maksudnya: menggembala kambing). Meskipun demikian, persahabatan antara keduanya tetap terus berlanjut karena biasanya setiap awal bulan Kang Fulan pulang kampung mengambil ‘jatah bulanan’ dari ortu tercinta, sehingga keduanya masih dapat bertemu walau hanya sebentar. Pertemuan memang hanya bisa dilakukan setiap bulan, karena Kang Nafil ternyata tidak punya telepon atau HP sehingga tidak bisa saling bertukar cerita lewat udara.
Pada suatu saat – seperti biasanya – Kang Fulan pulang kampung mengambil ‘jatah bulanan’ dari ortu tercinta dan menyempatkan diri untuk bertemu dengan Kang Nafil. Pada pertemuan kali ini – sambil menyerahkan sejumlah uang – Kang Nafil titip pesan kepada Kang Fulan supaya dibelikan suatu alat yang ternyata hanya ada di Pasar Wonokromo Surabaya, dengan harapan bulan berikutnya alat itu sudah ada di tangan Kang Nafil. Begitu pentingnya alat itu bagi Kang Nafil, sehingga bisa dimaklumi jika dia berkali-kali mengingatkan Kang Fulan supaya jangan sampai lupa membelikannya. Sementara itu, karena sudah tiga hari berada di Blitar, ortu-nya Kang Fulan terus mengingatkannya agar segera kembali ke Surabaya.
Dari kisah di atas dapat kita simpulkan, bahwa tujuan utama kepergian Kang Fulan ke Surabaya adalah mencari/menuntut ilmu di Jurusan Teknik Industri ITS. Meskipun demikian – sebagai sahabat yang baik – pada saat yang sama dia juga senantiasa mengingat pesan Kang Nafil supaya jangan sampai lupa membelikan alat pesanannya. Sekali lagi, tujuan utama kepergian Kang Fulan ke Surabaya bukanlah untuk membelikan alat pesanan Kang Nafil, melainkan untuk mencari/menuntut ilmu di Jurusan Teknik Industri ITS.
Saudaraku…,
Marilah kita perhatikan penjelasan Al Qur'an dalam surat Al Qashash berikut ini: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash. 77).
Dalam surat Al Qashash ayat 77 tersebut, diperoleh keterangan bahwa kita diperintahkan untuk mencari kebahagiaan negeri akhirat. Meskipun demikian, pada saat yang sama juga jangan sampai lupa/melupakan keni`matan duniawi. Jika kita melihat kembali pada kisah di atas, maka dapatlah kita simpulkan bahwa – berdasarkan surat Al Qashash ayat 77 – tujuan utama kita dalam hidup ini adalah mencari kebahagiaan negeri akhirat, meski pada saat yang sama juga jangan sampai lupa/melupakan keni`matan duniawi. Sekali lagi, tujuan utama kita dalam hidup ini bukanlah untuk mengejar keni`matan duniawi, melainkan untuk mencari kebahagiaan negeri akhirat. Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga bermanfaat.
NB.
Kang Fulan dan Kang Nafil pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar